About

About

slider

Recent

Menu :

Tentang ilmu, pengetahuan, dan cerita pribadi

Movies Post

Sports

Diberdayakan oleh Blogger.

Music

Business

Cari Blog Ini

Travel

Fashion

Design

Movies

Mengenai Saya

Foto saya
Kenali aku langsung empat mata.

Fashion

Sports

Movies

News

Latest News

Recent Post

Games

Recent Articles

Navigation

Makalah tentang sintaksis bahasa indonesia




BAB II
PEMBAHASAN
SINTAKSIS BAHASA INDONESIA
A.      Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran. Manaf lebih menjelaskan dengan membedakan kalimat menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang mempunyai ciri sebagai berikut: (1) satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan prediket, baik unsur fungsi itu eksplisit maupun implisit; (2) satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagum.
Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).

B.       Ciri- Ciri Kalimat
Widjono menjelaskan ciri-ciri kalimat sebagai berikut.
1.    Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
2.    Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan prediket.
3.    Mengandung pikiran yang utuh.
4.    Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subjek, prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
5.    Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
6.    Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling berhubungan.

C.      Fungsi Sintaksis dalam Kalimat
Fungsi sintaksis pada hakikatnya adalah ”tempat” atau ”laci” yang dapat diisi oleh bentuk bahasa tertentu . Wujud fungsi sintaksis adalah subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (ket). Tidak semua kalimat harus mengandung semua fungsi sintaksis itu. Unsur fungsi sintaksis yang harus ada dalam setiap kalimat adalah subjek dan prediket, sedangkan unsur lainnya, yaitu objek, pelengkap dan keterangan merupakan unsur penunjang dalam kalimat. Fungsi sintaksis akan dijelaskan berikut ini.
1.                Subjek
Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Pokok kalimat itu dibicarakan atau dijelaskan oleh fungsi sintaksis lain, yaitu prediket. Ciri-ciri subjek adalah sebagai berikut:
a.     jawaban apa atau siapa
b.    dapat didahului oleh kata bahwa
c.     berupa kata atau frasa benda (nomina)
d.    dapat diserta kata ini atau itu
e.     tidak didahului preposisi di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dan lainlain,
f.     tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat diingkarkan dengan kata bukan.
Hubungan subjek dan prediket dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
Adik bermain.
               S         P
Ibu memasak.
  S        P

2.                Predikat
Predikat merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat atau subjek. Hubungan predikat dan pokok kalimat dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
Adik bermain.
   S        P
Ibu memasak.
  S        P
Prediket mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Bagian kalimat yang menjelaskan pokok kalimat,
b.    Dalam kalimat susun biasa, prediket berada langsung di belakang subjek,
c.    Prediket umumnya diisi oleh verba atau frasa verba,
d.   Dalam kalimat susun biasa (S-P) prediket berintonasi lebih rendah,
e.    Prediket merupakan unsur kalimat yang mendapatkan partikel –lah,
f.     Prediket dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang dilakukan (pokok kalimat) atau bagaimana (pokok kalimat).
3.                Objek
Fungsi objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif pengisi predikat dalam kalimat aktif. Objek dapat dikenali dengan melihat verba transitif pengisi predikat yang mendahuluinya seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini.
Dosen menerangkan materi.
               S              P               O
Objek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.     Berupa nomina atau frasa nominal seperti contoh berikut,
Ayah membaca koran.
S           P           O
Koran adalah nomina.
b.    Berada langsung di belakang predikat (yang diisi oleh verba transitif) seperti contoh berikut:
Ibu memarahi kakak.
             S         P           O
c.     Dapat diganti enklitik –nya, ku atau –mu, seperti contoh berikut:
Kepala sekolah mengundang wali murid.
       S                     P                 O
Kepala sekolah mengundangnya.
           S                      P          O
d.    Objek dapat menggantikan kedudukan subjek ketika kalimat aktif transitif dipasifkan, seperti contoh berikut,
Ani membaca buku.
S        P           O
Buku dibaca Ani.
S        P     Pel.
4.    Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Pelengkap (pel.) bentuknya mirip dengan objek karena sama-sama diisi oleh nomina atau frasa nominal dan keduanya berpotensi untuk berada langsung di belakang predikat.
Contoh:
Bu Minah berdagang sayur di pasar pagi.
      S              P            pel.         ket.
5. Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling mudah berpindah tempat.Keterangan dapat berada di akhir, di awal, atau ditengah kalimat. Kehadiran keterangan dapat bersifat manasuka atau dapat ada atau tidak dalam kalimat. Keterangan dapat berupa frasa benda, frasa kerja, frasa sifat, atau frasa depan.
Contoh:
Ayah menonton TV tadi pagi.
   S          P          O  Ket. Waktu

D.      Jenis-Jenis Kalimat
1.    Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.
contoh kalimat tunggal dengan pola kalimat sebagai berikut:
Adik minum susu.
 S         P         O
Ibu menyimpan uang di dalam laci.
 S          P             O              K
2.             Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola
kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terbentuk dari:
a.  Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian
rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.
Misalnya:
Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
(subjek pada kalimat pertama diperluas).
b.  Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya:
Susi menulis surat (kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas:
a.    Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
1)   Kalimat majemuk setara menggabungkan.
Biasanya menggunakan kata-kata tugas seperti: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.
2)   Kalimat majemuk setara memilih.
Biasanya memakai kata tugas seperti: atau, baik, maupun.
Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
3)   Kalimat majemuk setara perlawanan.
Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.
Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.
b.    Kalimat majemuk bertingkat
Yaitu kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih, satu sebagai induk kalimat (diterangkan) dan satu sebagai anak kalimat (menerangkan).
                 Misalnya: Ia menjadi sebatang kara sejak ayah dan ibunya meninggal.
                                 Minumlah obat itu agar kamu cepat sembuh.
c.    Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat.
Misalnya: Artis cantik itu hanya bisa diam lalu pergi begitu saja ketika beberapa wartawan menanyainya.
3.    Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a.  Kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.
Contoh: Adik menangis.
Ciri-ciri kalimat inti:
1) Hanya terdiri atas dua kata
2) Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
3) Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat
4) Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh
    menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya.
b.  Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
     Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan
                   serius, sewaktu pelajaran matematika.
c.  Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.
Contoh:
1) Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti,
     sekaligus juga adalah kalimat luas.
     Contoh: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
2) Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas.
Contoh: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.
3) Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.
4) Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?
4. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singkat, jelas, dan tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
5. Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau
mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Misal: Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)
Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (Efektif)
6. Kalimat Mayor
Kalimat mayor adalah kalimat sekurang-kurangnya mejangandung dua unsur pusat, dapat berupa S-P, S-P-O atau S-P-O-K.
Contoh :  Saya mengantuk.
Presiden berkunjung ke Australia.
Saya meminjam novel dari perpustakaan.
7.  Kalimat Minor
         Kalimat Minor adalah kalimat yang mengandung satu unsure pusat. Unsur  pusat tersebut biasanya berupa predikat.
Contoh :   Pergi!
Tidur!
Minggu depan.

Apabila dipandang dari segi jenis responsi yang di harapkan, maka kalimat dapat dibedakan menjadi:
1.    Kalimat pernyataan
Kalimat pernyataan adalah kalimat yang di bentuk untuk menyiarkan informasi tanpa mengharapkan responsi tertentu.
Contoh: Cuaca mendung.
                                                        Awan hitam.
2.    Kalimat pertanyaan
Kalimat pertanyaan adalah kalimat yang di bentuk untuk memancing responsi yang berupa jawaban.
Contoh: Apa yang sedang kamu lakukan?
                                                      Apa maksudmu dengan semua ini?
3.    Kalimat perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang di bentuk untuk memancing responsi yang berupa tindakan atau perbuatan.
Contoh:  Masuk, Ani! Thank you
                     

Share
Banner

Ucy Febian Blog

Kenali aku langsung empat mata.

Post A Comment:

0 comments:

Media Pembelajaran IPA SD "Sistem Peredaran Darah Manusia"

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Selamat siang teman-teman semuanya. Gimana hari ini? semoga lancar yaa segala urusan kali...